Menyeduh Luka
Hujan itu turun
Saat tawaku menggelegar
Selalu begitu
Dan selalu begitu
Senyumku
Hanyalah cindera pembalut duka
Kadang harus berdusta
Pada hati
Pada jiwa
Bahkan pada raga
Lalu Aku bisa apa?
Rumahku di sini
Tempatku di sini
Dan mungkin kuburanku juga di sini
Tak ingin bercerita
Tapi hati hampa
Hanya ingin tertawa
Tapi luka terus meronta
Bunga
Kenapa Kau beri kecewa
Setelah semua telanjangku padamu
Bunga
Kenapa Kau beri luka
Setelah semua waktukuku simpan untukmu
Kau
Kupilih karena asa
Asa ingin bahagia
Tapi mengapa
Lagi-lagi duka
Aku ibarat menyeduh luka
Makin lama
Makin kentara
Ditulis oleh Afriant Ishaq
Gabung dalam percakapan