Detak Langkah Yang Pergi Meninggalkan
Aku belajar memahami rindu yang makin lama makin sesak
Kemudian kubiarkan semua melawan arah
Takdir makin jelas dengan ketidak jelasannya
Lalu aku payah, menemukan bekas-bekas langkah
Dengan jejak yang dalam karena beratnya beban
Kutelusuri bekas-bekas itu hingga bagian terakhir
Saat di mana aku memulai perjuangan
Ingin kubatalkan semua usaha yang telah kulakukan
Agarku tidak rasakan sakit seperti saat menulis ini
Semua terlambat, makin kesini makin terlambat
Bagaimanapun takdir adalah apa yang harus kujalani
Bukan apa yang harus kupertanyakan
Biar semua padam di sini
Biar kusaksikan cahaya yang dulu kugenggam
Besar di jalanan lalu memudar di tujuan
Kini, biarkan kupeluk erat rindu-rindu yang berceceran
Biar hilang dalam dekapan, karena sudah sepantasnya rindu itu hilang tepat di hati
Biar, ia menyaksikan usaha sia-sia yang telah kulakukan dengan penuh rasa
Penuh pengorbanan dari orang yang dulu tulus berkorban
Lalu biarkan ia menyaksikan setiap detik penyesalan
Yang terbesit dari lubang yang sama yang bernama keyakinan
Lalu biarkan semua runtuh rata dan berbentuk gundukan
Terkubur dalam raga yang memang diniatkan
Akhirnya kudengar detak langkah pergi meninggalkan
Afriant Ishaq, Kamar Isoman, 21 juli 2021 hari kedua Idul Adha 1442 H
Gabung dalam percakapan