Hujan Menjelang Subuh
Saya tahu beberapa dari rintik hujan membasahi rambut papa yang sudah mulai jarang di bagian atas. Tapi usahanya dalam mencari belut malam ini tetap tak terkalahkan. Saya yang baru saja berumur 10 tahun cukup keteter mengikuti langkah ayah yang masih seperti 20 tahun.
Beberapa kali saya harus tadodong hampir jatuh karena pematang sawah yang daya lalui sangat kecil dan licin. Maklum orang baru saja membajak sawah mereka. Saya salut dengan penglihatan ayah meski sudah kepala empat masih sangat terang di dalam gelap seperti ini.
“Cepat” ayah mengejutkan saya yang masih meraba-raba jalan.
“Hanya sawah bagian ini yang tidak menggunakan pupuk” sambung ayah tanpa menghiraukan aku yang beberapa kali terpeleset. Kata ayah hanya sawah yang pakai pupuk kompos saja yang masih ada belutnya. Sawah dengan pupuk kimia sudah tidak menyisakan belut.
Gabung dalam percakapan